Senin, 02 April 2012

Nasi Liwet

Nasi Liwet adalah makanan khas Solo yang terdiri dari nasi gurih dengan sayuran Jipang, daging ayam, telur, santan kental (kumut), opor, dan berbagai bahan lainnya yang disajikan dengan alas daun pisang dengan sedikit ditekuk dan disematkan lidi supaya berbentuk kerucut (istilahnya disebut pincukan). Biasanya akan lebih enak kalau memakan nasi liwet ditemani rambak kulit. 
Nasi Liwet terkenal dengan teksturnya yang pulen dan rasanya yang gurih. Rasa gurih ini muncul dari hasil rebusan nasi yang dimasak dengan cara dituangi dahulu dengan air santan kelapa. Nikmatnya Nasi Liwet ini juga akan semakin bertambah lezat bila ditambah dengan sayur dan lauk pendukungnya.

Keunikan lain dari makanan ini ialah disajikan dengan daun pisang, baik sebagai pembungkus ataupun surunya. Suru adalah sendok yang dibuat dari daun pisang. Daun pisang tersebut dipercaya dapat menambah rasa gurih pada masakan ini. Sebab selain bentuknya yang alami, daun pisang juga belum terkontaminasi dengan zat zat kimia.

Disamping rasanya yang lezat, masakan ini juga aman dikonsumsi bagi penderita kolestrol. Itu karena masakan ini tidak banyak mengandung minyak dan kandungan kandungan berbahaya lainnya. Keistimewaan lainnya adalah Nasi Liwet tergolong sebagai jajanan yang murah, mudah didapat dan mengenyangkan.

Nasi Liwet mudah didapatkan  karena banyak pedagang yang menjajakan makanan khas ini. Tapi jangan membeli makanan ini direstoran looh. Karena harganya jauh lebih mahal daripada harga normal.
Nasi Liwet juga merupakan kuliner khas Nusantara yang mendapatkan kepercayaan untuk didaftarkan RI sebagai warisan budaya ke Organisasi kebudayaan PBB UNESCO adalah nasi timbel/liwet. Nasi liwet adalah nasi yang diolah dengan cara dimasak dalam sebuah tungku bernama kastrol. 

Dalam perkmbanganya nasi liwet biasa dimasak menggunakan bumbu dan rempah-rempah seperti daun salam dan bawang yang menambah citarasa nasi yang dimasak.

Nasi Liwet ini bukan hanya makanan belaka, tetapi merupakan hasil kreasi budaya yang diakui oleh masyarakat sebagai bagian dari budaya.





Tidak ada komentar:
Write komentar