Kamis, 29 September 2011

Bingka

"Bingka".
Mungkin kalian semua pernah mendengarnya dan pernah juga memakannya. Ini adalah salah satu kue kesukaan saya loh, yg menjadi menu wajib saat berbuka puasa. He he
Nah, dalam kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit mengenai " Bingka ".


Bingka adalah kue yang menjadi ciri khas Suku Banjar, Kalimantan Selatan. Rasanya sangat manis, lemah, dan lembut. Bingka merupakan salah satu kue yang dipakai dalam tradisi Banjar untuk menyajikan 41 jenis kue untuk acara-acara istimewa seperti pernikahan. Meski dapat ditemukan sepanjang tahun, bingka menjadi primadona pada bulan Ramadhan karena dianggap cocok berbuka puasa.

Bingka dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut: tepung terigu, telur, santan, gula pasir, dan garam. Sebagai kelaziman, bingka dipanggang dengan cetakan berbentuk bunga. Ada bermacam-macam perisa bingka seperti bingka tapai, bingka kentang, bingka labu, bingka pandan, dan lain sebagainya. Selain itu, ada jenis bingka lain yang menjadi favorit orang Banjar dalam bulan puasa, yakni "bingka barandam" yang sebenarnya agak berbeda cara pembuatannya.

Memang bukan hanya kentang yang bisa dijadikan bahan campuran kue bingka. Nangka dan tape juga bisa. Namun, citra rasanya tak bisa mengalahkan kentang. Dan biasanya bingka kentang lah yang paling banyak diminati daripada rasa yang lainnya, meskipun rasa-rasa yang lain tidak kalah sedap dengan bingka kentang (tergantung pada selera masing-masing, setuju saja kan ^_^).

Karena dalam proses pembuatannya menggunakan santan yang kental maka bingka kentang bisa menimbulkan rasa eneg atau mual juga apabila mengkonsumsinya terlalu banyak. Jadi nikmati saja secukupnya. Menikmati kue bingka kentang sedikit demi sedikit akan menambah nikmatnya cita rasa kue bingka yang lezat. ( Kalau saya seh mau makan bingka banyak ataupun sedikit, gak ngaruh tuh?? Tetap aja enak, tapi kekenyangan juga seeh kalau kebanyakan. Hee )

Selain menjadi kue khas Suku Banjar, bingka juga terkenal di provinsi-provinsi tetangga seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, bahkan ke mancanegara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.



"Wadai Bingka ", itulah sebutan warga Banjar, Kalimantan Selatan untuk kue yang memiliki citarasa khas dan tekstur yang lembut ini,  Kue ini dihari-hari biasa tersedia di pasar-pasar tradisional dan warung-warung kopi di Banjarmasin kalo ingin sambil berekreasi  bisa juga ditemukan di Pasar Terapung di daerah Kuin Utara Banjarmasin ( Tapi mesti bangun shubuh buat kesini, kalau kesiangan kemungkinan besar gak dapat deh bingkanya  *_* ).

Karena keunikan rasa dan begitu banyak disukai warga banjar kue/wadai Bingka ini sangat pas jika di makan saat berbuka puasa di bulan Ramadhan, dan karena permintaan yang tinggi, tidak sedikit bingka yang memiliki citarasa yang enak harus merogoh kocek yang  agak lumayan untuk mendapatkannya. 

Memang sih tidak semuanya mahal, hanya orang-orang tertentu yang bisa membuat kue/wadai Bingka dengan rasa yang unik dan tekstur yang lembut, apalagi yang bisa mengkreasikan bingka itu sendiri menjadi berbagai macam jenis seperti Bingka Nyiur (kelapa), Bingka Tapai, Bingka Waluh, Bingka Kentang dan masih banyak lagi yang lain nya.


Untuk Bisnis pun Bingka memiliki prospek yang bagus looh. ^_^


Jadi, bisa dibilang kalau bingka adalah primadonanya kue tradisional khas Banjar. Pilihan jenis dan rasanya juga variatif. Mendapatkannya juga gampang, karena bingka dijual di berbagai tempat di Banjarmasin, Martapura, dan kabupaten/kota lainnya di Kalsel hingga kalteng baik di pusat oleh-oleh khas Banjar, toko kue, hingga depot kue di Banjarmasin. Harganya juga terjangkau, berkisar antara Rp 22 ribu sampai Rp 30 ribu per biji (loyang). Satu biji (loyang), umumnya bisa dinikmati enam orang atau lebih.
    
Keberadaannya tidak mengenal musim, laris manis, setiap saat selalu dicari baik untuk kudapan maupun oleh-oleh. Namun paling banyak dijual saat bulan puasa.




Tidak ada komentar:
Write komentar