Jumat, 30 September 2011

Diare

Kalian semua pernah gak terserang penyakit ini?? Penyakit yg menyusahkan dan bisa buat kita malu. Penyakit ini namanya " diare ".  Sebenarnya diare itu sendiri tidak memandang usia dan bisa menyerang siapa saja. Yah, namanya juga penyakit. Siapa saja bisa kena kan?? 




Penyakit diare paling sering menyerang bayi dan balita, bila tidak segera diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa di Indonesia diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) setelah radang paru atau pneumonia. 

Banyak faktor risiko yang diduga menjadi penyebab terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah. 


Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini.



Gejala




Selain menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa malu karena sering ke toilet dan terganggunya aktivitas sehari-hari; diare yang berat juga dapat menyebabkan kehilangan cairan (dehidrasi) dan kehilangan elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium dan klorida. Seraaam ya *_* .


Jika sejumlah besar cairan dan elektrolit hilang, tekanan darah akan turun dan dapat menyebabkan pingsan, denyut jantung tidak normal (aritmia) dan kelainan serius lainnya. Resiko ini terjadi terutama pada anak-anak, orang tua, orang dengan kondisi lemah dan penderita diare yang berat.

Hilangnya bikarbonat bisa menyebabkan asidosis, suatu gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah.


Diagnosa


Pertama-tama, dipastikan dulu apakah diarenya timbul tiba-tiba dan untuk sementara waktu atau menetap. Dilihat juga apakah:
  • Penyebabnya adalah perubahan makanan
  • Terdapat gejala lain seperti demam, nyeri dan ruam kulit
  • Ada orang lain yang juga memiliki gejala yang sama.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan contoh tinja. Pemeriksaan tinja meliputi bentuknya (cair atau padat), baunya, ditemukannya lemak, darah atau zat-zat yang tidak dapat dicerna, dan jumlahnya dalam 24 jam.



Bila diare menetap, dilakukan pemeriksaan mikroskopik tinja untuk:
  • Mencari sel-sel, lendir, lemak dan bahan lainnya
  • Menemukan darah dan bahan tertentu yang menyebabkan diare osmotik
  • Mencari organisme infeksius, termasuk bakteri tertentu, amuba dan Giardia.
Bila secara sembunyi-sembunyi mengkonsumsi pencahar, maka pencahar yang diminum bisa ditemukan dalam contoh tinja.

Untuk memeriksa lapisan rektum dan anus dapat dilakukan sigmoidoiskopi. Kadang-kadang perlu dilakukan biopsi (pengambilan contoh lapisan rektum untuk pemeriksaan mikroskop).


Penyebab Diare


Diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan, dan faktor psikologis.

I. Faktor Infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang sebagai berikut :

1. Infeksi bakteri oleh kuman E.coli. Salmonella, Vibrio cholerae (kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik (memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh lemah) seperti pseudomonas.

2. Infeksi basil (disentri).
3. Infeksi virus enterovirus dan adenovirus.
4. Infeksi parasit oleh cacing (askaris).
5. Infeksi jamur (candidiasis)
6. Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.
7. Keracunan makanan.


II. Faktor Malabsorpsi


1. Malabsorpsi karbohidrat. Pada bayi, kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini, pertumbuhan anak akan terganggu.

2. Malabsorpsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.



III. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang matang.

IV. Faktor Psikologis
Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak, dapat menyebabkan diare kronis.



Jenis Jenis Diare :


  * Diare Akut
Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya dapat berat. Penyebabnya sebagai berikut :

1. Gangguan jasad renik atau bakteri yang masuk ke dalam usus halus setelah melewati berbagai rintangan asam lambung.

2. Jasad renik yang berkembang pesat di dalam usus halus.
3. Racun yang dikeluarkan oleh bakteri.
4. Kelebihan cairan usus akibat racun.

  
 

* Diare Kronis atau Menahun atau Persisten
Pada diare menahun (kronis), kejadiannya lebih kompleks. Berikut beberapa faktor yang menimbulkannya, terutama jika sering berulang pada anak.
1. Gangguan bakteri, jamur, dan parasit.
2. Malabsorpsi kalori.
3. Malabsorpsi lemak.

* Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
* Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera 


Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.


Pencegahan Diare



Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Adapun cara pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:

  1.  1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu:

  • Sebelum makan, 
  • Setelah buang air besar, 
  • Sebelum memegang bayi, 
  • Setelah menceboki anak dan 
  • Sebelum menyiapkan makanan;

2. Meminum air minum sehat atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;


3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga ( Lalat, Kecoa, Kutu, Lipas dan lain lain);


4. Membuang air besar dan kecil pada tempatnya. Sebaiknya menggunakan jamban  dengan tangki septik.

Pengobatan Diare


Diare merupakan suatu gejala dan pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Kebanyakan penderita diare hanya perlu menghilangkan penyebabnya, misalnya permen karet diet atau obat-obatan tertentu, untuk menghentikan diare.Kadang-kadang diare menahun akan sembuh jika orang berhenti minum kopi atau minuman cola yang mengandung cafein.

Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat, codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide. Kadang-kadang, bulking agents yang digunakan pada konstipasi menahun (psillium atau metilselulosa) bisa membantu meringankan diare Untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif.

Bila diarenya berat sampai menyebabkan dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus. Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam.

Jika seseorang atau balita telah terserang diare, langkah awal yang dapat dilakukan adalah:
  1. Berikan minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang;
  2. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu);
  3. Berikan garam Oralit.
Segeralah priksakan penderita ke dokter apabila diare berkelanjutan untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan.




2 komentar:
Write komentar