Minggu, 31 Mei 2015

Hari Tanpa Tembakau Sedunia


Mungkin sebagian besar orang Indonesia belum mengetahui perihal Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Kalau Kalian tidak percaya, coba Kalian tanyakan pada orang-orang di sekeliling Kita. Sebagian besar akan menjawab "TIDAK TAHU"


Hari Tanpa Tembakau Sedunia diperingati setiap tanggal 31 Mei. Berbagai wacana diusung untuk memeriahkan momen tersebut. Gerakan ini menyerukan para perokok agar berpuasa tidak merokok (mengisap tembakau) selama 24 jam serentak di seluruh dunia. Hari ini bertujuan untuk menarik perhatian dunia mengenai menyebarluasnya kebiasaan merokok dan dampak buruknya terhadap kesehatan. 


Diperkirakan kebiasaan merokok setiap tahunnya menyebabkan kematian sebanyak 5,4 juta jiwa. Negara-negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencetuskan Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini pada tahun 1987. Dalam satu dasawarsa terakhir, gerakan ini menuai reaksi baik berupa dukungan dari pemerintah, aktivis kesehatan, dan organisasi kesehatan masyarakat, ataupun tentangan dari para perokok, petani tembakau, dan industri rokok.


Kebiasaan merokok di Indonesia, memang sudah menjadi sesuatu yang begitu mengkhawatirkan. Lihat saja para pelajar di negeri ini, PASTI DAN PASTI ADA YANG MEROKOK. TIDAK PERCAYA? Coba kalian lihat lingkungan tempat tinggal kalian.. Teman kalian yang juga pelajar. Pasti diantaranya ada yang merokok kan. Bahkan seorang bocah pun bisa kecanduan rokok karena orang tuanya dan bisa saja orang tuanya bangga akan hal itu.

Hari Tanpa Tembakau Sedunia, bisa dimaknai dari 3 sisi yakni dari sisi pemakai, dari pabrik yang memproduksi tembakau dan tentu saja dari pemerintah sendiri.

1. Sebagai Pemakai


Pemakai tembakau memang kebanyakan kaum perokok, atau orang-orang yang begitu suka merokok. Berbagai peraturan sebenarnya sudah dirancang agar tidak merokok di tempat umum, tidak boleh merokok di dekat anak-anak sekolah atau mengharamkan merokok bagi kaum pelajar. Tentu berbagai peraturan ini tidak akan berarti apa-apa, apabila kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahaya di balik rokok ini. 

2. Pabrik Tembakau


Tentu saja dari pihak pabrik seharusnya mengurangi pasokan produksi tembakau. Kalau ditutup, mungkin akan banyak memakan korban, seperti bagaimana nasib ribuan karyawan yang bekerja di sana. Namun, pengurangan produksi rokok ini mudah-mudahan sedikit bisa mengurangi dampak dari rokok ini.

3. Pemerintah

Dari sisi pemerintah, ya seharusnya jelas. Harusnya bagaimana, kalau pemerintah masih beranggapan bahwa devisa benar-benar dari rokok. Pemerintah seharusnya mulai berpikir bahwa masih banyak hal yang bisa menyumbangkan selain devisa dari rokok. Mengurangi produksi rokok dengan berbagai peraturan pemerintah, seharusnya mulai ditegaskan kembali. Sehingga, peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia bukan sekedar wacana.




Jadi, Selamat Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Mari maknai sebagai hari ini sebagai HARI BERHENTI MEROKOK.

Tidak ada komentar:
Write komentar