Sabtu, 07 April 2012

Syamsul Muarif

H. Syamsul Mu'arif B.A. lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 8 Desember 1948 dan meninggal di Singapura, 3 April 2012 pada umur 63 tahun. Beliau adalah Menteri Negara Komunikasi dan Informasi pada Kabinet Gotong Royong. Ia mendapatkan gelar sarjana muda di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari.

Karier
  • 1987-2001 - Anggota DPR RI
  • 1998-2004 - Wakil Sekjen DPP Golkar
  • 2000-2004 - Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Kabinet Gotong Royong
  • 1999-2001 - Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI
  • 2005-2010 - Ketua Umum SOKSI
  • 2009            - Anggota Dewan Pertimbangan (Wantim) DPP Partai Golkar
  •  2010-2012 - Sekjen Nasdem

Syamsul Muarif dikenal sebagai seorang organisator yang sukses.
Banyak rekan-rekan almarhum, baik dalam satu organisasi maupun organisasi lain yang tidak seberuntung pria yang berasal dari Desa Batang Kulur Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan, kelahiran 8 Desember 1948 itu.

Salah satu kesuksesan alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin itu adalah saat Beliau mendapat kepercayaan untuk menjadi Menkominfo pada masa Kabinet Gotong Royong di bawah kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Dalam meniti karir berorganisasi, ayah dari tiga anak itu turut berkecimpung dalam Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sejak kuliah di Fakultas Syari`ah Kandangan (135 Km utara Banjarmasin), yang merupakan filial IAIN Antasari.

Dalam organisasi intra perguruan tinggi, almarhum sempat menjadi Ketua Umum Dewan Mahasiswa (Dema) IAIN Antasari. Sementara pada organisasi ekstra perguruan tinggi, pernah sebagai Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Kalimantan.

Jenjang menuju karir organisasi politik selanjutnya, almarhum menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kalsel serta Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tingkat provinsi tersebut.

Melalui penempaan di PII dan HMI, membuat almarhum matang berorganisasi, berkarir politik lewat Golongan Karya (Golkar) hingga menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar DPR-RI.
Pekerja dan Pemikir
Dalam meniti karir kehidupan, mantan aktivis PII dan HMI itu pindah dari Kandangan ke Banjarmasin, seiring dengan rasionalisasi perguruan tinggi Tahun 1972, karena tak ada lagi Fakultas Syari`ah di kota penghasil dodol Kalsel tersebut.

Ketika berada di Banjarmasin, almarhum tidak pernah surut dalam berorganisasi. Bahkan kariernya melejit berkat sikap kerja keras dan pemikirannya yang terus mau maju.

Syamsul Muarif memang seorang pekerja keras dan pemikir, sehingga tidak bisa dipungkiri dari hasil kerja dan pemikirannya tersebut, yang bersangkutan mendapat status civil dimata masyarakat yang baik.

Sebagai salah satu contoh bentuk kerja keras dan tak kenal pamrih dari almarhum, saat Beliau menjadi Ketua Umum Badko HMI Kalimantan dan melakukan kunjungan kerja ke Balikpapan dan Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun 1976.

Dengan naik sepeda motor bebek merk Suzuki, Beliau mendapat sambutan hangat, mesra dan intim dari anggota HMI di "kota minyak" Balikpapan dan Samarinda.

Karena pada waktu itu (1976), kondisi jalan Banjarmasin - Samarinda, tidak semulus seperti beberaba tahun belakangan, dan bahkan seperti Gunung Batu yang penuh dengan bebatuan besar yang harus didaki.

Selain itu, masih banyak ruas jalan antara perbatasan Kalsel - Kaltim menuju Samarinda yang masih berupa jalan tanah, sehingga jika hujan turun sepeda motor tak bisa dikendarai, karena terganjal gumpalan tanah.

Karena usaha dan pemikirannya itulah orang menghargai atau memberi kepercayaan padanya untuk menduduki suatu jabatan di organisasi, yang pada gilirannya menghantarkan almarhum menjadi Menteri Kominfo.

 
Menteri Kelima Orang Banjar
Almarhum Syamsul Muarif, merupakan orang Banjar Kalsel kelima yang menjadi menteri dalam sistem pemerintahan di Indonesia, sejak Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Orang Banjar pertama yang menjadi menteri adalah Ir Pangeran Mohammad Noor, Gubernur Kalimantan pertama yang menjadi Menteri Pekerjaan Umum.

Selain itu, HM Hanafiah asal Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel pernah menjabat sebagai Menteri Agraria, serta Dr (Hc) KH Idham Chalid yang pernah menjadi Wakil Perdana Menteri era Presiden Soekarno dan menjabat sebagai Menteri Sosial.

KH Idham Chalid asal Amuntai HSU yang juga mendapat gelar Pahlawan Nasional itu, juga pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada masa Presiden Soeharto.

Kemudian H Sa`dilah Mursid pernah menjabat sebagai Menteri Muda Urusan Kabinet dan terakhir menjadi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) pada masa Presiden Soeharto.


Pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), putra daerah Banjar Kalsel kembali mendapat kepercayaan duduk dalam Kabinet Indonesia Bersatu, yaitu Gusti HM Hatta sebagai Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Selanjutnya dalam perubahan Kabinet Indonesia Bersatu tersebut, akademisi Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin itu masih mendapat kepercayaan sebagai Menteri Riset dan Teknologi.

Syamsul Mu'arif meninggal dunia dalam usia 63 tahun di Singapore General Hospital setelah sebelumnya dirawat karena kanker paru-paru yang dideritanya. 

Pemikiran almarhum Syamsul Muarif patut diteladani. Syamsul selama ini dikenal sebagai tokoh dari Kalimatan Selatan yang memiliki pemikiran yang nasionalis dan visioner.
Jenazahnya sendiri disemayamkan di Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta, Timur pada pukul 16.00 WIB. 

Selanjutnya jenazah diterbangkan ke Banjarmasin, Kalsel, untuk dimakamkan di kampung halamannya di Kandangan pada tanggal 4 April 2012, tepatnya di desa Batang Kulur Tengah, kecamatan Sungai Raya. Almarhum meninggalkan seorang istri bernama Siti Zubaida dan enam orang anak.




Tidak ada komentar:
Write komentar