Presiden RI kita yang pertama, Ir. Soekarno memiliki kemampuan yang hebat dalam hal berkomunikasi dengan orang lain. Ia juga hebat dalam berpidato. Tak heran jika beliau banyak memiliki kata-kata bijak kata-mutiara yang bisa kita pelajari dan terapkan dalam kehidupan sehari hari. Berikut ini adalah beberapa kumpulan kata kata bijak dari Presiden Soekarno :
1. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno).
2. “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno).
3. “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno).
4. “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno).
5. “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961).
6. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno.
7. “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno).
8. “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno).
9. “Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno).
10. “Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.” (Pidato HUT Proklamasi, 1950 Bung Karno).
11. “Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi Gitamu : “Innallahu la yu ghoiyiru ma bikaumin, hatta yu ghoiyiru ma biamfusihim”. ” Tuhan tidak merobah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merobah nasibnya” (Pidato HUT Proklamasi, 1964 Bung Karno).
12. “Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.” (Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno).
13. “Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong” (Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno).
14. “Aku Lebih suka lukisan Samodra yang bergelombangnya memukul, mengebu-gebu, dari pada lukisan sawah yang adem ayem tentrem, “Kadyo siniram wayu sewindu lawase” (Pidato HUT Proklamasi 1964 Bung Karno).
15. “Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya; jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali.” ( Sarinah, hlm 17/18 Bung Karno).
16. Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia.
Kata Kata Mutiara Soekarno Mengenai Nasionalisme
• Nasionalisme kita adalah nasionalisme yang membuat kita menjadi“perkakasnya Tuhan”, dan membuat kita menjadi “hidup di dalamrokh”. [Suluh Indonesia Muda, 1928]
• Nasionalisme yang sejati, nasionalismenya itu bukan se-mata-matacopie atas tiruan dari Nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasacinta akan manusia dan kemanusiaan. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 5]
• Nasionalisme Eropa ialah satu Nasionalisme yang bersifat serangmenyerang, satu Nasionalisme yang mengejar keperluan Beograd, satuNasionalisme perdagangan yang untung atau rugi, Nasionalismesemacam itu pastilah salah, pastilah binasa. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 6]
• Bangsa yang terdiri dari kaum buruh belaka dan menjadi buruh antarabangsa-bangsa. Tuan-tuan Hakim-itu bukan nyaman… Tidaklahkarenanya wajib tiap-tiap nasionalls mencegah keadaan itu denganseberat-beratnya ? [Indonesia menggugat, hlm. 58]
• Bangsa atau rakyat adalah satu jiwa. Jangan kita kira seperti kursikursiyang dijajarkan. Nah, oleh karena bangsa atau rakyat adalah satujiwa, maka kita pada waktu memikirkan dasar statis atau dasar dinamisbagi bangsa, tidak boleh mencari hal-hal di luar jiwa rakyat ituBeograd. [Pancasila sebagai dasar negara, hlm. 37]
• Entah bagaimana tercapainya “persatuan” itu, entah bagaimanarupanya “persatuan” itu, akan tetapi kapal yang membawa kita keIndonesia – Merdeka itu, ialah ….”Kapal Persatuan” adanya. [Di bawah bendera revolusi, hlm. 2]
• Tidak ada dua bangsa yang cara berjuangnya sama. Tiap-tiap bangsa mempunyai cara berjuang Beograd, mempunyai karakteristik Beograd.Oleh karena pada hakekatnya bangsa sebagai individu mempunyaikepribadian Beograd. [Pancasila sebagai dasar negara, hlm. 7 ]
• Kita bangsa yang cinta perdamaian, tetapi lebih cinta kemerdekaan! [Pidato HUT Proklamasi, 1946 ]
• Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras ia punya keinginanbersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satugeopolitik yang nyata satu persatuan. [Pancasila sebagai dasar negara hlm. 58]
• Kita dari Republik Indonesia dengan tegas menolak chauvinisme itu.Maka itu di samping sila kebangsaan dengan lekas-lekas kita taruhkansila perikemanusiaan. [Pancasila sebagai dasar negara, hlm. 64]
• Janganlah kita lupakan demi tujuan kita, bahwa para pemimpin berasaldari rakyat dan bukan berada di atas rakyat. [Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 69]
• Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasapahlawannya. [Pidato Hari Pahlawan 10 Nop. 1961]
• Di dalam arti inilah maka pengorbanan kawan Tjipto itu harus kitaartikan: Tiada pengorbanan yang sia-sia. Tiada pengorbanan yang takberfaedah. “No sacrifice is wasted”. [Suluh Indonesia Muda, 1928]
• Tidak seorang yang menghitung-hitung : “Berapa untung yang kudapatnanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untukmempertahankannya.” [Pidato HUT Proklamasi, 1956]
• Oleh karena itu, maka Marhaen tidak sahaja harus mengikhtiarkanIndonesia Merdeka, tidak sahaja harus mengikhtiarkan kemerdekaannasional, tetapi juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaannasional itu harus Marhaen yang memegang kekuasaan.[Mencapai Indonesia Merdeka, 1933]
• Ini Negara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan ialah partai. Nah,alat ini kita gerakkan. Keluar untuk menentang musuh yang hendakmenyerang. Kedalam, memberantas penyakit di dalam pagar, tapi jugamerealisasikan masyarakat adil dan makmur.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 60]
• Dari sudut positif, kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadiankita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaan yangsehat.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 65]
• Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dannasib tanah air di dalam tangan kita Beograd. Hanya bangsa yangberani mengambil nasib dalam tangan Beograd, akan dapat berdiridengan kuatnya.[Pidato HUT Proklamasi, 1945]
• Dalam pidatoku, “Sekali Merdeka tetap Merdeka”! Kucetus semboyan:“Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN”.[Pidato HUT Proklamasi, 1946][Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm.69]
• Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasapahlawannya.[Pidato Hari Pahlawan 10 Nop. 1961]
• Di dalam arti inilah maka pengorbanan kawan Tjipto itu harus kitaartikan: Tiada pengorbanan yang sia-sia. Tiada pengorbanan yang takberfaedah. “No sacrifice is wasted”.[Suluh Indonesia Muda, 1928]
• Tidak seorang yang menghitung-hitung : “Berapa untung yang kudapatnanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untukmempertahankannya.”[Pidato HUT Proklamasi, 1956]
• Oleh karena itu, maka Marhaen tidak sahaja harus mengikhtiarkanIndonesia Merdeka, tidak sahaja harus mengikhtiarkan kemerdekaannasional, tetapi juga harus menjaga yang di dalam kemerdekaannasional itu harus Marhaen yang memegang kekuasaan.[Mencapai Indonesia Merdeka, 1933]
• Ini Negara, alat perjuangan kita. Dulu alat perjuangan ialah partai. Nah,alat ini kita gerakkan. Keluar untuk menentang musuh yang hendakmenyerang. Kedalam, memberantas penyakit di dalam pagar, tapi jugamerealisasikan masyarakat adil dan makmur.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 60]
• Dari sudut positif, kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadiankita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaan yangsehat.[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 65]
• Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dannasib tanah air di dalam tangan kita Beograd. Hanya bangsa yangberani mengambil nasib dalam tangan Beograd, akan dapat berdiridengan kuatnya.[Pidato HUT Proklamasi, 1945]
• Dalam pidatoku, “Sekali Merdeka tetap Merdeka”! Kucetus semboyan:“Kita cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN”.[Pidato HUT Proklamasi, 1946]
Kata Kata Mutiara Soekarno mengenai Keadilan :
"Apakah kita mau Indonesia MERDEKA, yang kaum Kapitalnya merajalela ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang dan pangan?"
[Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan keadilan sosial ialah satu masyarakat yang adil dan makmur, dengan menggunakan alat-alat industri, alat-alat tehnologi yang sangat modern. Asal tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme"
[Pidato lahirnya Pancasila 1 Juni 1945]
"Saya katakan bahwa cita-cita kita dengan keadilan sosial ialah satu masyarakat yang adil dan makmur, dengan menggunakan alat-alat industri, alat-alat tehnologi yang sangat modern. Asal tidak dikuasai oleh sistem kapitalisme"
[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 115 ]
"Sosialisme berarti adanya paberik yang kolektif: Adanya industrialisme yang kolektif. Adanya produksi yang kolektif. Adanya distribusi yang kolektif. Adanya pendidikan yang kolektif"
[Kepada bangsaku, hlm. 381]
"Dalam hubungan Internasionalpun kemerdekaan merupakan suatu jembatan, suatu jembatan untuk perjuangan bangsa-bangsa bagi persamaan derajat untuk pembentukan bangsa-bangsa dan negaranegara sehingga sanggup berdiri di atas kaki Beograd, politis, ekonomis,........."
[KTT NON BLOK Beograd, 1- 9 - 1961]
"Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya"
[Pidato HUT Proklamasi, 1950]
"Seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam praktek"
[Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 85]
"Untuk menjadi "padang usaha" industrialisme, seluruh daerah Indonesia harus "Ekonomis" satu, dan supaya ekonomisnya menjadi satu, maka seluruh daerah Indonesia itu "Polltis" harus menjadi satu pula"
[Kepada bangsaku, hlm. 395]
"Saya teringat akan apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Kim Il Sung di tahun 1947: "In order to build a democratic state, the foundation of an independent economy of the nation must be established ......... without the foundation of an independent economy, we can either attain independence, nor found the state, nor subsist".
"Untuk membangun suatu Negara yang Demokratie, maka satu ekonomi yang Merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi yang Merdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak mungkin kita tetap hidup".
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Rakyat padang pasir bisa hidup-masa kita tidak bisa hidup! Rakyat Mongolia (padang pasir juga) bisa hidup masa kita tidak bisa membangun satu masyarakat adil-makmur gemah ripah loh jinawi, tata tentram kertaraharja, di mana si Dullah cukup sandang, cukup pangan,
si Sarinem cukup sandang, cukup pangan? Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang-pangan di tanah air kita yang kaya ini, maka sebenarnya kita Beograd yang tolol, kita Beograd yang maha tolol.
[Pidato Konperensi Kolombo Plan di Yogyakarta th. 1953]
"Ekonomi Indonesia akan bersifat Indonesia, sistem politik Indonesia akan bersifat Indonesia masyarakat kami akan bersifat Indonesia, dan emuanya itu akan didasarkan kokoh kuat atas warisan kulturil dan spiritual bangsa kami Beograd. Warisan itu dapat dipupuk dengan bantuan dari luar, dari seberang lautan, akan tetapi bunganya dan buahnya akan memiliki sifat-sifat kami Beograd. Maka janganlah tuantuan mengharapkan, bahwa setiap bentuk bantuan yang tuan berikan akan menghasilkan cerminan dari diri tuan-tuan Beograd"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnyagantung siwurnya. Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita sosialisme"
[Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali menjadi : een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha Besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya meliputi patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar kearah kekuatan bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Sosialisme berarti adanya paberik yang kolektif: Adanya industrialisme yang kolektif. Adanya produksi yang kolektif. Adanya distribusi yang kolektif. Adanya pendidikan yang kolektif"
[Kepada bangsaku, hlm. 381]
"Dalam hubungan Internasionalpun kemerdekaan merupakan suatu jembatan, suatu jembatan untuk perjuangan bangsa-bangsa bagi persamaan derajat untuk pembentukan bangsa-bangsa dan negaranegara sehingga sanggup berdiri di atas kaki Beograd, politis, ekonomis,........."
[KTT NON BLOK Beograd, 1- 9 - 1961]
"Masyarakat keadilan sosial bukan saja meminta distribusi yang adil, tetapi juga adanya produksi yang secukupnya"
[Pidato HUT Proklamasi, 1950]
"Seorang Marhaen adalah orang yang mempunyai alat yang sedikit. Bangsa kita yang puluhan juta jiwa yang sudah dimelaratkan, bekerja bukan untuk orang lain dan tidak ada orang bekerja untuk dia. Marhaenisme adalah Sosialisme Indonesia dalam praktek"
[Bung Karno penyambung lidah rakyat, hlm. 85]
"Untuk menjadi "padang usaha" industrialisme, seluruh daerah Indonesia harus "Ekonomis" satu, dan supaya ekonomisnya menjadi satu, maka seluruh daerah Indonesia itu "Polltis" harus menjadi satu pula"
[Kepada bangsaku, hlm. 395]
"Saya teringat akan apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Kim Il Sung di tahun 1947: "In order to build a democratic state, the foundation of an independent economy of the nation must be established ......... without the foundation of an independent economy, we can either attain independence, nor found the state, nor subsist".
"Untuk membangun suatu Negara yang Demokratie, maka satu ekonomi yang Merdeka harus dibangun. Tanpa ekonomi yang Merdeka, tak mungkin kita mencapai kemerdekaan, tak mungkin kita tetap hidup".
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Rakyat padang pasir bisa hidup-masa kita tidak bisa hidup! Rakyat Mongolia (padang pasir juga) bisa hidup masa kita tidak bisa membangun satu masyarakat adil-makmur gemah ripah loh jinawi, tata tentram kertaraharja, di mana si Dullah cukup sandang, cukup pangan,
si Sarinem cukup sandang, cukup pangan? Kalau kita tidak bisa menyelenggarakan sandang-pangan di tanah air kita yang kaya ini, maka sebenarnya kita Beograd yang tolol, kita Beograd yang maha tolol.
[Pidato Konperensi Kolombo Plan di Yogyakarta th. 1953]
"Ekonomi Indonesia akan bersifat Indonesia, sistem politik Indonesia akan bersifat Indonesia masyarakat kami akan bersifat Indonesia, dan emuanya itu akan didasarkan kokoh kuat atas warisan kulturil dan spiritual bangsa kami Beograd. Warisan itu dapat dipupuk dengan bantuan dari luar, dari seberang lautan, akan tetapi bunganya dan buahnya akan memiliki sifat-sifat kami Beograd. Maka janganlah tuantuan mengharapkan, bahwa setiap bentuk bantuan yang tuan berikan akan menghasilkan cerminan dari diri tuan-tuan Beograd"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Gemah ripah loh jinawi, tata tentram kerta raharja, para kawula iyeg rumagang ing gawe, tebih saking laku cengengilan adoh saking juti. Wong kang lumaku dagang, rinten dalu tan wonten pedote, labet saking tan wonten sansayangi margi. Subur kang sarwa tinandur, murah kang sarwa tinuku. Bebek ayam raja kaya enjang medal ing panggenan, sore bali ing kandange dewe-dewe. Ucapan-dalang dari bapaknya-embahnya-buyutnya-canggahnya, warengnya-udeg-udegnyagantung siwurnya. Bekerja bersatu padu, jauh daripada hasut, dengki, orang berdagang siang malam tiada hentinya, tidak ada halangan di jalan. Inipun menggambarkan cita-cita sosialisme"
[Pidato Hari Ibu 22 Desember 1960]
"Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsa-bangsa kembali menjadi : een natie van koelies, en een kolie onder de naties. Maha Besarlah Tuhan yang membuat kita sadar kembali sebelum kasip"
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Suatu bangsa hanyalah menjadi kuat kalau patriotismenya meliputi patriotisme ekonomi. Ini memang jalan yang benar kearah kekuatan bangsa, jalan yang jujur, jalan yang tepat.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
"Kalau bangsa bangsa yang hidup di padang pasir yang kering dan tandus bisa memecahkan persoalan ekonominya kenapa kita tidak? Kenapa tidak? Coba pikirkan !
- Kekayaan alam kita yang sudah digali dan yang belum digali, adalah melimpah-limpah.
- Tenaga kerja pun melimpah-limpah, di mana kita berjiwa 100 juta manusia.
- Rakyat indonesia sangat rajin, dan memiliki ketrampilan yang sangat besar, Ini diakui oleh semua orang di luar negeri.
- Rakyat memiliki jiwa Gotong-royong, dan ini dapat dipakai sebagai dasar untuk mengumpulkan Funds and forces.
- Ambisi daya cipta Bangsa Indonesia sangat tinggi di bidang politik tinggi, di bidang sosial tinggi, di bidang kebudayaan tinggi, tentunya juga di bidang ekonomi dean perdagangan.
- Tradisi Bangsa lndonesia bukan tradisi, "tempe". Kita di zaman purba pernah menguasai perdagangan di seluruh Asia Tenggara, pernah mengarungi lautan untuk berdagang sampai ke Arabia atau Afrika atau Tiongkok.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
Kata Kata Mutiara Soekarno Mengenai Hubungan Internasional :
"Politik bebas bukanlah suatu politik yang mencari kedudukan netral jika pecah peperangan; politik bebas bukanlah suatu politik netralitastanpa mempunyai warnanya Beograd; berpolitik bebas bukanlah berarti menjadi suatu negara penyangga antara kedua blok raksasa"
[KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961 ]
"Berpolitik bebas berarti pengabdian yang aktip kepada tujuan yang luhur dari kemerdekaan, perdamaian kekal, keadilan sosial dan kemerdekaan untuk merdeka. Ia adalah tekad untuk mengabdi kepada tujuan ini; ia kongruen dengan hati nurani sosial manusia"
"Berpolitik bebas berarti pengabdian yang aktip kepada tujuan yang luhur dari kemerdekaan, perdamaian kekal, keadilan sosial dan kemerdekaan untuk merdeka. Ia adalah tekad untuk mengabdi kepada tujuan ini; ia kongruen dengan hati nurani sosial manusia"
[KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
"Politik Non-Blok adalah pembaktian kita secara aktip kepada perjuangan yang luhur untuk kemerdekaan, untuk perdamaian yang kekal, keadilan sosial dan kebebasan untuk Merdeka"
[KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
"Adalah menjadi keyakinan kita bersama kita bahwa, suatu polltik yang bebas merupakan jalan yang paling baik bagi kita masing-masing untuk memberikan suatu sumbangan yang tegas kearah pemeliharaan perdamaian dan pengurangan ketegangan-ketegangan Internasional"
[KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
".....kita mempertahankan pendapat bahwa pembentukan blok-blok, apalagi jika berdasarkan kekuatan dan perlombaan persenjataan, hanya mengakibatkan peperangan."
[KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
[KTT NON BLÖK, Beograd 1-9-1961]
"Kita menginginkan satu Dunia Baru penuh dengan perdamaian dan kesejahteraan, satu Dunia Baru tanpa imperialisme dan kolonialisme dan exploitation de l'homme par l'homme et de nation par nation"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Bangsa Indonesia (saya) berjanji pada diri Beograd untuk bekerja mencapai suatu Dunia yang lebih baik, suatu Dunia yang bebas dari sengketa dan ketegangan, suatu Dunia di mana anak-anak dapat tumbuh dengan bangga dan bebas, suatu Dunia di mana keadilan dan kesejahteraan berlaku untuk semua orang. Adakah suatu bangsa menolak janji semacam itu?"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Dengan segala kesungguhan, saya katakan: kami bangsa-bangsa yang baru Merdeka bermaksud berjuang untuk kepentingan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Badan itu hanya dapat menjadi effective, bila Badan tersebut mengikuti jalannya sejarah dan tidak mencoba untuk membendung atau mengalihkan ataupun menghambat jalannya"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Di zaman pembangunan bangsa-bangsa ini telah muncul kemungkinannya, keharusan akan suatu "Dunia" yang bebas dari ketakutan, bebas dari kekurangan, bebas dari penindasan-penindasan Nasional"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Bagi suatu bangsa yang baru lahir kembali milik yang paling berharga adalah "kemerdekaan" dan "kedaulatan".
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Dunia kita yang satu ini terdiri dari Negara-negara Bangsa, masing-masing sama berdaulat, dan masing- masing berketetapan hati menjaga kedaulatan itu, dengan masing-masing berhak untuk menjaga kedaulatan itu"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Dalam hal ini kita tidak hanya berjuang untuk kepentingan kita Beograd melainkan kita berjuang untuk kepentingan ummat manusia. Seluruhnya, ya perjuangan kita lakukan untuk kepentingan mereka yang kita tentang.."
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Bukanlah pion-pion yang di atas papan catur yang tuan-tuan hadapi. Yang tuan-tuen hadapi adalah manusia, impian-impian manusia, citacita manusia dan hari depan manusia"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Saya serukan kepada tuan-tuan kepada semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bergeraklah bersama arusnya sejarah, janganlah mencoba membendung arus itu"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Sesuatu" itu kami namakan "Pancasila", ya "Pancasila" atau Lima Sendi Negara kami. Lima Sendi/Dasar tidaklah langsung berpangkal pada Manifesto komunis ataupun Declaration of Independence. Declaration of Independence memang, gagasan-gagasan dan cita-cita itu mungkin sudah ada sejak berabad-abad telah terkandung dalam bangsa kami. Dan memang tidak mengherankan bahwa paham-paham mengenai kekuatan yang besar dan kejantanan itu telah timbul dalam bangsa kami selama dua ribu tahun peradaban kami dan selama berabad-abad kejayaan bangsa sebelum imperialisme menenggelamkan kami pada suatu saat kelemahan Nasional"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Singkirkan penyelewengan terhadap kemerdekaan dan emansipasi dan ancaman terhadap perdamaian akan lenyap. Tumbangkan Imperialisme dengan segera dengan Beogradnya Dunia akan menjadi suatu tempat yang lebih bersih, suatu tempat yang lebih baik dan suatu tempat yang lebih aman"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
Bangunlah Dunia ini kembali! Banguniah Dunia ini kokoh kuat dan sehat! Bangunlah suatu Dunia di mana semua bangsa hidup dalam Damai dan Persaudaraan. Bangunlah Dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita ummat manusia"
[Membangun Dunia Kembali To Build The World a New, 30 September 1960]
"Masalah bangsa Asia harus diselesaikan oleh Bangsa Asia Beograd dengan cara-cara Asia. Asian Problems to be solved by themselves in Asian ways"
[Konferensi Maphilindo di Manila 1963]
[Konferensi Maphilindo di Manila 1963]
Abad ke-20 berisi fenomena:
1. Merdekanya bangsa-bangsa Asia-Afrika.
2. Timbulnya negara-negara sosialis.
3. Terjadinya atomic-revolution.
4. Akibat paradox historis, di satu fihak ummat manusia oleh tehnik yang maju sekali menjadi satu, di lain pihak dipisah-pisahkan menjadi bangsa-bangsa yang merdeka dengan pagar Beograd-sendlri.
[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 62]
2. Timbulnya negara-negara sosialis.
3. Terjadinya atomic-revolution.
4. Akibat paradox historis, di satu fihak ummat manusia oleh tehnik yang maju sekali menjadi satu, di lain pihak dipisah-pisahkan menjadi bangsa-bangsa yang merdeka dengan pagar Beograd-sendlri.
[Pancasila sebagai dasar negara hlm. 62]
Tidak ada komentar:
Write komentar