Pernahkah kalian berhadapan dan berbicara dengan seseorang lalu merasa
bahwa ada sesuatu yang disembunyikan atau tidak dikatakan dengan
sebenarnya? Bila menyangkut hal yang penting, tentu saja kebohongan
tersebut dapat menyebabkan masalah yang besar. Lalu, pernahkah kalian
mengamati diri sendiri ketika sedang berbohong? Apa yang kalian lakukan
dan dengan cara bagaimana kalian mengatakan kebohongan?
Seringkali kita
tidak menyadari bahwa ada sikap dan gerak-gerik tertentu ketika
seseorang sedang berbohong. Jika ini disadari, maka kemungkinan orang
yang bohong akan sangat lihai dalam berbohong.
Namun bagi yang kurang bisa berakting, menyembunyikan kebohongan secara sadar justru akan menyebabkan kekakuan dan menjadi signal yang gampang diketahui indikasi kebohongannya. Nah, bagi kita yang ingin mengetahui bahwa seseorang berbohong atau tidak, menyadari hal-hal tersebut dapat mempermudah kita untuk mendeteksinya
Namun bagi yang kurang bisa berakting, menyembunyikan kebohongan secara sadar justru akan menyebabkan kekakuan dan menjadi signal yang gampang diketahui indikasi kebohongannya. Nah, bagi kita yang ingin mengetahui bahwa seseorang berbohong atau tidak, menyadari hal-hal tersebut dapat mempermudah kita untuk mendeteksinya
Beberapa orang memiliki kemampuan untuk menipu orang lain dengan mudah.
Namun, saat seseorang berbohong, biasanya bisa dilihat dari fisiknya.
Salah satunya adalah dengan mengamati mata lawan bicara Anda. Mengapa
demikian?
Ketika menjawab pertanyaan dan bola mata orang tersebut bergerak ke arah kiri kemungkinan jawabannya jujur. Sedangkan bila bergerak ke arah kanan kemungkinan orang itu sedang mengatakan sesuatu yang bohong atau berbohong. Hal ini karena bagian otak kiri berfungsi sebagai Auditory Memory, sedangkan otak kanan untuk kreatifitas.
Maka bila bola mata ke kiri, berarti dia berusaha mengingat sedangkan sebaliknya jika bola mata ke arah kanan berarti dia sedang menyusun atau menggambarkan sesuatu sebagai jawaban yang lain. Hal ini karena bagian kreatifitasnya sedang bekerja untuk mengarang suatu cerita bohong.
Ketika menjawab pertanyaan dan bola mata orang tersebut bergerak ke arah kiri kemungkinan jawabannya jujur. Sedangkan bila bergerak ke arah kanan kemungkinan orang itu sedang mengatakan sesuatu yang bohong atau berbohong. Hal ini karena bagian otak kiri berfungsi sebagai Auditory Memory, sedangkan otak kanan untuk kreatifitas.
Maka bila bola mata ke kiri, berarti dia berusaha mengingat sedangkan sebaliknya jika bola mata ke arah kanan berarti dia sedang menyusun atau menggambarkan sesuatu sebagai jawaban yang lain. Hal ini karena bagian kreatifitasnya sedang bekerja untuk mengarang suatu cerita bohong.
Berikut cara untuk mengetahui orang yang sedang berbohong:
1. Ketahuilah Cara Dia Biasanya Berbicara
Sebagai seorang teman, kalian pasti mengetahui cara biasanya sahabat atau
orang yang kita kenal ketika berbicara. Ada hal-hal yang khas dari
setiap orang ketika mengujarkan sesuatu, baik ketika sedih, senang,
marah, dan lain sebagainya. Biasanya ciri ini juga diikuti dengan
gesture khusus, seperti gerak bibir, tangan, badan, mata, alis dan lain
sebagainya yang satu sama lain memiliki perbedaan. Cara-cara yang tidak
sama dengan cara yang biasanya dilakukan ketika berbicara bisa menjadi
petunjuk awal.
2. Perhatikan Tekanan-Tekanan Dalam Pola Bicaranya
2. Perhatikan Tekanan-Tekanan Dalam Pola Bicaranya
Seseorang yang berada dalam tekanan dan desakan psikologis juga
mengalami tekanan fisik tertentu sebagai imbasnya. Misalnya detak
jantung yang meningkat dan aliran darah yang cepat. Hal ini mempengaruhi
aktivitas fisik lainnya, dalam hal ini adalah aktivitas berbicara.
Orang yang berbohong cenderung memiliki nada bicara dan tekanan yang tidak wajar. Hal ini dikarenakan oleh tekanan serta pertimbangan pikiran yang tarik ulur dalam menyatakan kebohongan. Pada dasarnya, menyatakan kebohongan adalah hal yang secara alamiah akan memberikan tekanan sekaligus pada kondisi psikologi, fisik, serta mental. Oleh karena itu, tekanan yang muncul lebih besar,
3. Lihatlah Beberapa Pertanda dan Gesture (gerak-gerik) Khusus yang Muncul.
Orang yang berbohong cenderung memiliki nada bicara dan tekanan yang tidak wajar. Hal ini dikarenakan oleh tekanan serta pertimbangan pikiran yang tarik ulur dalam menyatakan kebohongan. Pada dasarnya, menyatakan kebohongan adalah hal yang secara alamiah akan memberikan tekanan sekaligus pada kondisi psikologi, fisik, serta mental. Oleh karena itu, tekanan yang muncul lebih besar,
3. Lihatlah Beberapa Pertanda dan Gesture (gerak-gerik) Khusus yang Muncul.
Berikut ini adalah beberapa pertanda dan gesture yang seringkali dijumpai pada orang yang sedang berbohong;
- Gerak tubuh yang minim atau sama sekali tidak bergerak atau justru bergerak secara berlebihan. Orang yang sedang berbohong cenderung 'membeku', tidak sering berhadapan dengan lawan bicara,dan berusaha meminimalisasi gerak tubuhnya. Ada pula yang justru bergrak secara berlebihan. Semua itu adalah usaha untuk menghindari munculnya tanda-tanda bahwa dia sedang berbohong. Namun, hal ni justru juga bisa menjadi petunjuk bahwa seseorang sedang berbohong.
- Tidak ada kontak mata. Orang sedang berbohong seringkali menghindari kontak mata. Secara naluriah, dia akan menghidari tatapan mata lawan bicaranya. Kontak mata dalam berbicara merupakan pendukung dan juga menyimpan informasi tambahan ketika berbicara. Dengan melakukan kontak mata, seseorang yang sedang dibohongi akan menangkap signal informasi yang tidak sinkron dengan apa yang diucapkan. Itulah mengapa kemudian ada juga ilmu ilmiah membaca pikiran orang lain melalui kontak mata.
- Gesture bagian tubuh lain yang menunjukkan rasa tertekan. Misalnya mengkukur2, memainkan kuku jari, mengedipkan mata secara berlebihan, menelan ludah berkali-kali, dan gerakan lain yang dilakukan berulang-ulang. Perasaan takut, gugup, tidak nyaman, serta bayangan tentang apa yang akan terjadi jika dia diketahui berbohong akan membuat orang mengalami tekanan yang tinggi dan melakukan hal-hal yang sebenarnya menunjukkan kegelisahan.
- Melihat ke bagian kanan atas. Melihat ke arah ini diasosiasikan sebagai usaha untuk memperkerjakan dan mengolah otak kanan untuk memunculkan imajinasi, yaitu usaha untuk membuat jalinan cerita berdasarkan apa yang telah diceritakannya. Sebaliknya, melihat ke bagian kiri disosiasikan sebagai usaha memanggil memori untuk menyatakan kebenaran/jalinan cerita yang sesungguhnya.
- Mata yang terbuka lebar dan memasang tampang innocent (tidak bersalah). Kebiasaan di masa kecil yang masih kita bawa sekarang adalah membuka mata selebar-lebarnya dan membuat tampang innocent, seolah-olah hendak berkata, "Siapa? ....Aku yang bersalah?!" Hal ini sering kita lakukan pada saat kecil dulu ketika mama memergoki ada sebungkus roti gede yang hilang dari kulkas. !(^^)
- Bicara yang tersendat-sendat (paused). Tidak semua orang memiliki bakat yang besar dalam membuat cerita serta berbicara dengan lancar pada saat berbohong. Sehingga, seringkali ditemui pembicaraan yang dihentikan sejenak dan dalam tempo yang tidak wajar. Biasanya terjadi ketika suatu bagian cerita bohong hendak dilontarkan, yaitu ketika dia sedang berusaha mengarang suatu jalinan cerita. Di sinilah biasanya cerita yang disampaikan mulai tidak konsisten dan berubah-ubah.
- Menyentuh hidung dan menutup wajah atau mulut. Ini juga merupakan bawaan sejak kecil, yang merupakan respon reflektif ketika seseorang ingin menutup-nutupi sesuatu.
- Nada bicara yang tinggi. Orang yang berbohong cenderung menaikkan nada bicara. Baik karena sebagai usaha menegaskan informasi yang disampaikan, emosi yang meningkat, maupun tekanan yang tinggi. Hal ini akan sangat mudah diketahui apabila anda telah mengenal kebiasaan berbicara lawan bicara.
4. Mengurangi/Menghilangkan Informasi yang Harus Disampaikan.
Berbohong tidak hanya dengan mengucapkan hal yang tidak sebenarnya,
namun juga dengan menghilangkan informasi yang seharusnya dikatakan pada
lawan bicara. Indikasi ini sebenarnya justru lebih mudah diketahui
karena biasanya jalinan informasi/atau cerita yang disampaikan menjadi
tidak utuh dan menimbulkan banyak pertanyaan.
Pertanda-pertanda tersebut di atas masih tetap akan muncul. Setelah menyampaikan informasi dengan gaya yang meyakinkan, dia akan melakukan gesture-gesture tertentu, misalnya menyentuh hidung atau menutup mulut/wajah.
5. Tanyailah Orang yang Kita Duga Berbohong.
Pertanda-pertanda tersebut di atas masih tetap akan muncul. Setelah menyampaikan informasi dengan gaya yang meyakinkan, dia akan melakukan gesture-gesture tertentu, misalnya menyentuh hidung atau menutup mulut/wajah.
5. Tanyailah Orang yang Kita Duga Berbohong.
Tentu saja cara ini juga akan mengundang resiko besar. Apabila, ternyata
lawan bicara anda tidak berbohong, maka cara ini akan membawa dampak
buruk. Oleh karena itu, pergunakan cara ini juka anda telah mendapatkan
banyak pertanda di atas dan anda yakin benar bahwa lawan bicara anda
telah berbohong.
Akan tetapi, membiarkan dan tidak menanyai orang yang sedang berbohong pun juga akan berdampak sangat buruk, terutama bagi si pelaku. Oleh karena itu, cara ini juga merupakan solusi agar si pelaku kebohongan mengaku dan masalah kemudian dapat dicarikan solusi untuk diselesaikan.
6. Gunakan Intuisi.
Akan tetapi, membiarkan dan tidak menanyai orang yang sedang berbohong pun juga akan berdampak sangat buruk, terutama bagi si pelaku. Oleh karena itu, cara ini juga merupakan solusi agar si pelaku kebohongan mengaku dan masalah kemudian dapat dicarikan solusi untuk diselesaikan.
6. Gunakan Intuisi.
Percaya atau tidak, manusia diciptakan memiliki intuisi. Selain itu,
manusia diciptakan untuk mengatakan kebenaran. Oleh karena itu manusia
pada dasarnya susah untuk melakukan kebohongan dan sulit untuk
dibohongi. Intuisi sama sekali berbeda dengan nafsu, karena nafsu
berkaitan dengan keinginan, sehingga bersifat subjektif.
Sedangkan intuisi bersikap objektif dan tidak berdasarkan dengan keinginan. Jadi merasa dibohongi dan berprasangka dibohongi tidaklah sama. Sebelum meyakini diri anda dibohongi, tanyakanlah pada diri anda apakah ini karena prasangka ataukah karena intuisi anda. Meskipun anda pada akhirnya tidak tahu apakah anda dibohongi dengan adanya bukti, tapi setidaknya anda tahu bahwa seseorang sepertinya sedang berbohong pada anda sehingga anda tidak akan mempercayainya begitu saja.
Sedangkan intuisi bersikap objektif dan tidak berdasarkan dengan keinginan. Jadi merasa dibohongi dan berprasangka dibohongi tidaklah sama. Sebelum meyakini diri anda dibohongi, tanyakanlah pada diri anda apakah ini karena prasangka ataukah karena intuisi anda. Meskipun anda pada akhirnya tidak tahu apakah anda dibohongi dengan adanya bukti, tapi setidaknya anda tahu bahwa seseorang sepertinya sedang berbohong pada anda sehingga anda tidak akan mempercayainya begitu saja.
Tidak ada komentar:
Write komentar